Kamis, 01 November 2012

Biadab..! Pemerkosaan Massal di Kongo Libatkan Militer


Hari pertama Tahun Baru 2011 menjadi bencana bagi lebih dari 30 perempuan di Negara Kongo. Sementara banyak orang sedang bergembira merayakan awal tahun 2011, para wanita di Kongo diperkosa dan disiksa oleh gerombolan bersenjata.

Coffeetoday
Mereka mengaku diikat dan dipukuli dalam sebuah serangan terkoordinir yang terjadi di sebuah kota di negara tersebut. Laporan ini berasal dari organisasi kemanusiaan Medecins Sans Frontieres (MSF), seperti dikutip dari harian Inggris, The Guardian, Kamis, 7 Januari, 2011.
Menurut MSF, perkosaan massal terjadi di kota Fizi, Kongo Selatan. MSF mengatakan, serangan pemerkosaan tersebut terjadi secara bersamaan di kota itu pada tanggal 1 Januari 2011.
“Para wanita diikat dengan tali atau di pukul menggunakan popor senapan dan membuat mereka pingsan dan kemudian diperkosa secara bergilir, bahkan beberapa perempuan diperkosa di depan anak-anak mereka sendiri,” kata juru bicara MSF, Annemarie Loof, kepada The Guardian.
Loof mengatakan bahwa beberapa orang yang terlibat dalam pemerkosaan terhadap 33 perempuan. Selain melakukan pemerkosaan, gerombolan tersebut juga merampok dan menjarah harta para wanita korban perkosaan. Saat ini, kata Loof, tim medis MSF sedang merawat 33 perempuan di sebuah rumah sakit di Fizi. Seorang wanita mengalami patah dibagian leher karena pukulan, dan seorang wanita lain menderita luka tembak tepat di dada. Kedua wanita ini menderita luka parah dan langsung dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar di Baraka.
Kongo adalah negara paling berbahaya bagi perempuan. PBB melaporkan pada tahun 2009, sekitar 15.000 perempuan diperkosa di Kongo. Korban diperkirakan lebih banyak dari yang disebutkan karena kebanyakan dari mereka tidak melaporkannya karena takut ditinggalkan suami dan keluarganya. Pada bulan September tahun lalu, PBB mengecam pasukan keamanan Kongo karena mereka dinilai telah gagal dalam mencegah perkosaan massal dan pemerkosa gadis cilik.
Pada laporan PBB tahun lalu, setidaknya 240 perempuan diperkosa antara 30 dan 4 Agustus di Kongo utara. Perkosaan dianggap sebagai salah satu strategi pemberontak, FDLR, atau tentara pembebasan Rwanda, untuk menghancurkan mental orang-orang yang setia kepada pemerintah. Derita korban pemerkosaan di Kongo tidak sampai disitu, beberapa wanita bahkan diperkosa di depan suaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar